Pages

Rabu, 19 September 2012

When Chances Come...

Kesempatan.
Kali ini saya mau ngomongin soal kesempatan.
A chance,an opportunity

Dalam hidup ini banyaaaak sekali kesempatan. Ibarat tiap jenjang hidup kita itu sebuah pintu, maka kesempatan itu layaknya lubang kunci. (ini saya cari perumpamaan aja susah lho). Kenapa lubang kunci? karena kesempatan itu layaknya celah untuk menuju atau mencapai sesuatu. kesempatan itu celah,yang kadang kecil, sempit, nggak terlihat oleh orang lain, tapi sebenarnya ada. dan dia bisa membuat kita menuju ke suatu titik baru.

Banyak pepatah bilang, "jangan  pernah menyia-nyiakan kesempatan,karena kesempatan nggak tentu dateng dua kali.". Saya setuju banget. Kenapa? karena opsinya cuman dua: bisa aja emang kesempatan itu nggak dateng dua  kali,atau bisa juga kitanya yang nggak berkesempatan untuk bertemu kesempatan kedua karena kesempatan kita buat hidup aja udah nggak ada. (oke, mulai berat nih)

Jadi, what should we do? apakah setiap kesempatan bisa diambil? haruskah kita jadi oportunis?
Well, entah kenapa saya kalo denger kata oportunis tuh agak gimanaaa gitu. kayak ada unsur 'licik'nya. Soalnya biasanya mereka (yang disebut kaum oportunis) menggunakan kesempatan yang ada hanya untuk kepentingan diri sendiri, golongannya, dan ikut arus aja,kayak nggak  ada prinsip.

Tapi sebenernya, sedikit banyak, kita juga bisa belajar dari seorang oportunis. Seorang oportunis tuh cerdas loh.
kok bisa?
Karena mereka bisa membaca keadaan,  menganalisis  situasi.  mereka tahu kapan harus begini,  begitu. Dan terlebih lagi, mereka peka.Peka akan kesempatan,celah-celah kecil yang nggak terlihat oleh orang banyak, yang nggak disadari.  Jadi bukan salah mereka juga kalau akhirnya mereka berhasil satu langkah kedepan mendapat apa yang mereka inginkan,kalau kita yang disini nggak bergerak dan nggak ngelakuin apa-apa.

Nah,jeleknya mereka, adalah karena mereka (kadang) suka ikut arus.dan ga punya prinsip,atau kalo nggak,egoismenya tinggi. intinya nggak mau kalah, nggak mau salah,dan maunya yang enak-enak aja. Tipe orang-orang oportunis ini kalo nggak supel banget (sehingga mudah untuk mendekati orang-orang yang dia 'butuhkan'), ya dieeem banget (yang nggak tahu sebenernya dia lagi mikiran apa atau merencanakan apa). Nah,kadang orang oportunis juga asal ngambil kesempatan tanpa mikir panjang..ujung-ujungnya malah jadi nggak fokus.dan kurang persiapan gitu deh.

Nah hlo, kok jadi sok beranaisis?
Emang itu hobby saya.wkwkwk

Opini diatas cuma opini loh yaa....(aneh banget deh kalimat barusan) dan oportunis itu ada banyak jenisnya, berlaku untuk semua jenis kesempatan,baik itu untuk kesempatan ilmu, cinta, uang, jabatan,dan kesempatan apapun dalam hidup.

Terus kita harus bagaimana?
eemm..kalau saya sih,pertama-tama harus peka dulu. Peka terhadap kesempatan yang ada. Kan  kesempatan itu kecil,ngga kelihatan, datang tiba-tiba (cinta dong) , datang tak dijemput pulang tak diantar (jelangkung dong). *oke  mulai ngelantur*...Intinya,langkah awal kita sama kayak sebagian besar oportunis: Peka kesempatan dulu,dan pinter baca situasi.. Nah,baru deh,keputusan untuk mengambil kesempatan itu dikembalikan diri masing-masing. Pikirin baik-baik resiko dan konsekuensinya.
Every action worth a risk
Asik,saya bikin quotes lagi,.Setiap hal pasti ada resiko dan konsekuensi yang harus kita tanggung kalo kita ngelakuin itu.n Nah ini yang harus dpikirin. Kadang, kesempatan yang dateng tuh banyaak banget,bersamaan. Maka pintar-pintarlah menganalisis. Ibarat kalo satu pintu itu punya banyak lubang kunci,  cari 1 aja lubang kunci yang bisa membawamu melewati pintu itu. bisa jadi kamu sebenernya udah pegang 1 kunci, jadi daripada repot cari kunci-kunci yang lain,mending cari lubang yang suitable ama kunci yang kamu punya buat ngebuka itu pintu. (analoginya panjang bener dah)

Nah, kalau udah mutusin untuk mengambil kesempatan yang ada,langkah selanjutnya adalah usaha sebaik-baiknya. Misal kamu punya kesempatan kuliah di FK, ya udah, kamu belajar jadi mahasiswa FK yang rajin,sungguh-sungguh..Sebelumnya mungkin ada banyak  kesempatan untuk kemana masa depanmu akan kamu bawa,tapi kalo ujung-ujungnya udah milih,  ya itu yang harus dijalani. Contoh lain,kamu berkesempatan punya banyak kenalan cowok, ujung-ujungnya cuman ada satu yang klik di hati,kalau itu sudah jadi pilihan kamu, ya udah, lanjutin aja.Kalau ada beberapa kesempatan milih kerjaan, jabatan,dan akhirnya kita mengambil  jalan itu, ya udah,kerjakan baik-baik apa yang sudah dipilih. Kesempatan sama kayak pilihan ya. beda tipis.

Terus,yang penting juga, kita harus punya prinsip. Prinsip yang dipegang teguh.Misal, nggak akan mengkhianati orang lain,mencurangi,bohong, atau yang lain. ambil aja prinsip yang emang sudah cocok dengan kepribadian kalian.lalu pegang tegus prinsip itu. Sebagai patokan atas tindakan yang kita buat, biar kita nggak ikut terombang-ambing arus lingkungan.

Nah,permasalahan terakhir,kalau kesempatan itu terlanjur hilang? salah ngambil keputusan? atau kita telah melewatkan kesempatan bagaimana?
Nyesel?udah pasti. Nyesel ngga pernah dateng diawal, selalu dateng belakangan.
Lalu bagaimana menyiasati?
Kalo kata gampangnya sih ikhlas.
Sesuai yang tadi udah ditulis diawal, kalian memutuskan untuk mengambil atau nggak ngambil kesempatan itu udah tahu dan dipikirkan resikonya.  jadi ketika sesuatu berjalan nggak semestinya, ya itu harus diterima. Nyesel? boleh aja. tapi jangan terlalu berlarut-larut karena kalo kita terlalu larut akan penyesalan,kita akan cenderung nyalahin diri sendiri,orang lain, dan mengakibatkan kita akhirnya buta. buta akan kesempatan lain yang ada. yang sebenernya juga udah tersedia. Penyesalan bisa menutupi kepekaan kita melihat kesempatan
Dan kalo ternyata kita tahu kesempatan itu udah lewat sebeleum kita tahu atau sempat memutuskan bagaimana?  apa harus nyesel juga? nyesel boleh. namanya juga manusia. Nyesel karena udah ngelewatin kesempatan. Tapi alo akhirnya kita nggak dipertemukan oleh kesempatan itu,itu artinya emang bukan 'jatah 'kita untuk bertemu dengannya (duile bahasanya). Intinya kesempatan itu bukan rejeki kita. Nggak usah dibikin repot, segera aware terhadap kesempatan yang lain aja.

Semoga kita bisa memanfaarkan kesempatan yang ada dalam hidup ini sebaik-baiknya

There are 3 C's in life: We have to make a Choice to take a Chance or our life would never Change

So, are you ready to taking chances?


Selasa, 04 September 2012

Happy Inside, smile outside


Buat yang udah follow saya di twtter dan nge-baca bio saya di twitter, pasti ada kata-kata ini:
happy inside, smile  outside

kata-kata yang simpel. Tumben loh itu saya kepikiran sendiri, gara-gara pingin melesetin iklan UC-1000 yang "healthy inside fresh outside". Nggak tahu kenapa saya suka dengan quotes itu. Em, karena kalo dipikir-pikir, ya... begitulah saya. happy inside smile  outside. Seneng didalem, senyum diluar.

Disini saya mau nyoba berkontemplasi soal kebahagiaan dan senyum*duileh*

Happy atau kebahagiaatn itu siapa yang tahu sih? siapa yang bisa ngerasain? itu semua kita sendiri yang bisa tahu dan ngerasain. Sering banget kalo ada temen yang dapet apaa,  menang apaa gitu terus kita bilang, "gila  man, gue turut happy banget ama lo".  Kebahagiaan yang mereka rasain dan ucapkan, nggak akan sama dengan yang kita rasain sendiri.jadi,siapa yang tahu kalo  kita bahagia? cuma kita kan?
Disisi lain,
"Ah, gue tahu lo lagi seneng, tuh di status twitter,  kelihatan happy" atau "aahh..  kamu pasti seneng banget ya habis update status fb keliatan bla bla..", dan lain-lain. 
Hey, kebahagiaan itu buat dirasain, bukan digembar-gemborin. Iya sih saking bahagianya kita bakal so excited, feels like—semua orang harus tahu kalo aku udah bla  bla bla—gitu. Tapi jangan lupa, nggak  semua orang bakal happy dengan berita kita.
Di luar sana banyak banget tipe manusia.
Ada yang mungkin bakal ngerasa kecewa setelah mendengar berita gembira dari kamu. Bukan kecewa sama kamunya, tapi sama diri dia sendiri. Ada yang bakal iri, nggak suka,  sirik, apalah itu istilahnya,  sehingga apapun berita baik dari kita, dimana sebenernya kita cuma ngasih tau dan niatnya baik, akan diperesepsikan buruk oleh mereka. Ada juga yang bakal sewot,nggak peduli, semacam –terus gue harus bilang WOW?”—atau  yang lainnya. Bagilah kebahagiaan dengan orang-orang seperlunya.  yang kamu tahu siapa merkea, toh  kebahagiaan itu untuk dirasakan,  bukan digembar-gemborkan. Nggak usah repot berita sana berita sini. Biar mereka tahu sendiri.Biar senyum saja yang jadi penanda diri.Atas kebahagiaan ini.
(laam-lama kok ini jadi kayak puisi?)

Intinya apa ya? Biarkan kebahagiaan itu terpancar dengan sendirinya. Jika orang itu benar-benar bahagia,syukur dan ikhlas dengan kebahagiaannya, maka ia nggak perlu repot-repot bikin orang lain tahu apa yang ia rasakan. Soalnya kadang kebahagiaan akan sesuatu dapat memunculkan setitik kesombongan. Jadi,biarkan kebahagiaan itu ada di dalam.(Aduh,saya ngomong berat bangets :D)

Next, soal senyum.
Apa sih senyum iu? Menarik bibir ke samping kiri-kanan 3senti?menampakkan wajah berseri-seri? Atau hanya suatu ‘tanda’ kalau kita bahagia?
Emm,nggak salah juga sih pengertiannya. Tapi menurut saya,senyum itu kebutuhan. Kok bisa?
Kita butuh senyum.
Untuk apa?
Untuk  menghibur diri.
Atas?
Apapun. Apapun yang kita tengah hadapi. Masalah,keluarga,  uang, temen,skripsi, sekolah,kuliah..
Jadi senyum itu Cuma penyamaran? Katanya senyum pancaran kebahagiaan?
Iya.senyum  juga pancaran kebahagiaan.
Jadi maskudnya kita boleh gitu pasang senyum buat menyembunyiin masalah?
Boleh
Ih,boong dong?
Nggak.
Boong lah. Itu kan membohongi diri sendiri.memanipulasi diri dengan senyuman palsu?
Ini nggak membohongi diri. Senyumku adalah untuk membuktikan bahwa bagaimanapun masalahku,kehidupan,apapun yang terjadi padaku, akan kuhadapi dengan senyum. Aku tidak bohong, karena memang kuhadapi dengan senyum.
Cih, emang cukup cuman senyum doang masalah selesai?
Hei, mana ada yang tahu aku ada masalah kalau aku selalu tersenyum  dan tidak mengeluh?sama halnya dengan marah.emang masalah selesai kalo kita marah?urgensi senyum kita bukan untuk nyelesein masalah,meskipun senyum pun bisa membantu menyelesaikan masalah
Ah,pusing aku berdebat denganmu! Senyum-senyumlah sepuasmu!!

____________________________________________________________

Ah, saya dramatis sekali.
Maklum ya. Dulu kan saya pernah sekali posting soal talkin with myself, dimana kadang kita bisa ngomong dengan diri kita sendiri untuk menghadapi masalah. Kenapa? karena sebenernya kita sendiri udah tahu jawaban atas masalah yang lagi kita hadapai. The answer is in you!—gitu kata lagu jadul dulu.
Well,menurut aku senyum adalah senjata ampuh. Hanya sebuah ekspresi, tapi sejuta makna. Senyum  bisa membuat lebih akrab, saling kenal, simbol keramahan, Senyum juga bisa bikin kita kuat, nggak sendiri, ngga diremehin, dan terdorong untuk merasakan bahagia. Senyum bisa jadi amunisis untuk terus mempertahankan rasa bahagia.

Senyum,dapat menggeser rasa minder,nggak pede. Kalo kalian lg ngerasa minder atau nggak pede itu akan memancarkan aura negative, aura pesimis, aura yang bikin orang lain aware sama kita.  Karena mereka akan merasa—ni orang ada yang aneh?. Jadi, senyum saja lah. Berperilaku seperti biasa. Nanti kita akan terbawa nyaman, dan akhirnya dapat tertular kebahagiaan dari otang lain atau malah kita mampu menuarkan kebahagiaan ke orang lain.

Aaaahh…complicated. Senyum dan bahagia itu complicated
Bahagia dapat melahirkan senyuman,tapi snyuman  dapat terlahir dari keadaan tidak bahagia untuk menuju kebahagiaan 
Bahagialah jika kau dapat tersenyum, karena senyuman itu bisa jadi sebab dan/atau akibat dari kebahagiaan 
Tersenyumlah jika kau bahagia. Bahagialah jika kau tersenyum.
Tersenyumlah sebelum senyum itu dilarang *edisi warkop* 
Senyumlah untuk semua orang, tapi hatimu jangan… *nah kalo ini lagu dangdut*
Ah udah ah,tambah malem tambah ngaco. Sekian kontemplasi malam ini.intinya tetep:

Happy inside,smile outside