ODHA.
Alias Orang Dengan
HIV/AIDS. Alias Orang yang telah divonis mengidap HIV/AIDS . Alias orang-orang
yang notabene dikucilkan oleh masyarakat. Alias orang-orang yang less motivasi. Alias orang-orang yang sudah tidak memiliki harapan hidup.
Benarkah begitu?
Come to think of it.
Apa yang membedakan kita dengan mereka? Kebanyakan
orang beranggapan ODHA adalah
orang-orang yang secara kebetulan mengidap HIV/AIDS—jika memang HIV/AIDS bisa
dianggap suatu ‘kebetulan’, lalu mengetahuinya—bahwa mereka positif, lalu
depresi, lalu hilang harapan hidup, lalu….. mati.
Apakah memang benar seperti itu?
Apakah mereka—sebagai ODHA, memilih untuk menjalani hidup
mereka seperi itu? Apakah itu pilihan mereka, atau… itu hanya sebuah tekanan? Tekanan
dari diskriminasi masyarakat? Bahwa ODHA adalah tirani? Minoritas yang harus
dikucilkan? Apa yang membuat mereka berbeda? Apa yang membuat hidup mereka less worthy daripada mereka yang tidak
(belum) mengidap HIV/AIDS?
Jika memang kita handak berkontemplasi, apa sebenarnya yang
membedakan kita dengan ODHA? Apa yang membedakan ODHA dari kita? Mari kita
tengok beberapa renungan di bawah ini:
1. Apakah
ODHA akan mati?
YA!
Apakah kita akan mati?
YA!
Apakah mereka akan lebih cepat mati daripada kita?
.......................................
Apakah kita akan memiliki waktu lebih lama untuk hidup daripada
mereka?
………………….
Masih sebuah pertanyaan kan?
Lalu apa yang membedakan kita dengan ODHA?
Bahkan waktu kematian pun bukan patokan.
Hidup dan mati itu rahasia Tuhan.Tidak ada vonis yang dibuat manusia yang bisa memprediksi waktu kematian.
2. Apakah ODHA mampu berhasil?
YA! Kita dapat melihat bukti dari sekian banyak ODHA yang
memiliki motivasi tinggi untuk hidup. Mereka tidak berhenti
berkarya, memotivasi, berlomba, berjuang.Bukan hanya untuk hidupnya, tapi utnuk
kaumnya.Kelompok ODHA berjuang melawan diskriminasi. Melawan ketidak adilan sosial yang membatasi mereka, mengkritisi
dan memandang mereka sebelah mata. Mereka sehat, sehat dalam keterbatasannya. Mereka
mampu memanfaatkan sehatnya. Para ODHa
yang kehilangan semangatnya saat ini berusaha untuk bangkit. Menghapus penyesalan
masa lalu dengan menyongsong masa depan sebaik-baiknya yang mereka bisa.
Boleh jadi semangat mereka lebih besar dari kita,yang merasa tidak dibatasi,merasa
bebas,tapi terperangkap dalam kebebasan yang kita buat sendiri. ODHA berbeda.mereka
berhasil bebas dalam keterbatasannya.Mereka punya semangat. Mereka mampu berjuang.
Jika sudah tidak ada yang bisa diperbaiki
dari masa lalu,yang bisa diperbaiki adalah masa depan. Itulah mengapa mereka—ODHA,
mampu meraih kualitas hidup yang lebih bermakna—tidak kalah dari kira.
Sedangkan kita,ya..beginilah kita.dengan motivasi yang bisa
naik turun.dengan keadaan diri yang sudah merasa sempurna.Seolah hidup hanya
tinggal menjalani, tanpa adanya beban. Berhasil
tidaknya hidup kita, bermakna tidaknya hidupkita,tidak
ada yang menjamin. Seberapa besar kita akan lebih sukses daripada mereka yang ODHA? Apakah kita benar-benar lebih
superior dan memiliki kesempatan lebih besar dari mereka? Well, bisa jadi kita memiliki
kesempatan lebih besar. Namun terkadang, kita tidak menyadari apa yang ada di depan mata.
karena dalam hidup bukan soal seberapa lama kita hidup, tapi seberapa baik kita memaknai hidup
2. 3. Apakah ODHA beresiko?
Ya!mereka beresiko.dan mungkin inilah salah
satu alasan mengapa mereka dikuclkan. Mereka
berisiko atas apa? Sakit yang ditularkannya? Virus yang bersemayam dalam
tubuhnya? Lalu apa?
ODHA—sebisa mungkin
mereka berusaha untuk tidak menularkan virusnya. Apakah anda berfikir
ODHA akan balas dendam dengan cara menyebarkan virus mereka sebanyak-banyanya
kepada orang lain? Tidak. Penyesalanan hidup mereka karena terjangkit AIDS, lebih
besar daripada keinginan mereka untuk menyimpan dendam. Andai
saja waktu dapat mereka atur,
ODHA akan memilih untuk memutar waktu, menghindar dari segala hal yang membuat mereka
terjangkit AIDS—daripada mereka menghentikan waktu dan menyebarkan virus AIDS ke
orang lain.
Kita,sebagai pihak yang tidak terkena
AIDS yang harus mengayomi mereka,memberikan harapan bahwa mereka memiliki hak
hidup yang sama dengan kita,hak bersosialisasi
yang sama.hak untuk aktualisasi diri yang sama. Karena sejatinya Kita
dan ODHA sama-sama beresiko. Kita, beresiko suatu saat terjangkit AIDS.ODHA
beresiko suatu saat menyebarkan AIDS, yang perlu kita lakukan adalah mengurangi
resiko kita terjangkit AIDS, dan mengurangi resiko ODHA menularkan AIDS. Dan kita bisa belajar
dari ODHA,sebagaimana ODHA belajar dari kita.
karena resiko adalah suatu relativitas atas sebuah kontinuitas sebab-akibat
Lalu kembali lagi ke pertanyaan awal,jika memang begitu lalu apa
yang membedakan kita dengan ODHA?
Kualitas hidup bukan jaminan, lamanya hidup tak jadi patokan.
Jika memang tak ada yang membedakan,untuk apa mereka kita
kucilkan?
Karena ODHA Hanya sebuah label. Label akan suatu status. Ya,status. HIV/AIDS adalah sebuah status kesehatan. Apakah lebih? Tidak
sangat hebat dan memotivasi... ijin copas buat share...
BalasHapusmantaaap gan
BalasHapusdi tunggu info selanjutnya
thanks