Pages

Senin, 10 Desember 2012

APA YANG MEMBEDAKAN ODHA DENGAN KITA?


ODHA.
Alias  Orang Dengan HIV/AIDS. Alias Orang yang telah divonis mengidap HIV/AIDS . Alias orang-orang yang notabene dikucilkan oleh masyarakat. Alias orang-orang yang less motivasi. Alias orang-orang  yang sudah tidak memiliki harapan hidup.

Benarkah begitu?
Come to think of it.  Apa yang membedakan kita dengan mereka? Kebanyakan orang beranggapan  ODHA adalah orang-orang yang secara kebetulan mengidap HIV/AIDS—jika memang HIV/AIDS bisa dianggap suatu ‘kebetulan’, lalu mengetahuinya—bahwa mereka positif, lalu depresi, lalu hilang harapan hidup, lalu….. mati.

Apakah memang benar seperti itu?
Apakah mereka—sebagai ODHA, memilih untuk menjalani hidup mereka seperi itu? Apakah itu pilihan mereka, atau… itu hanya sebuah tekanan? Tekanan dari diskriminasi masyarakat? Bahwa ODHA adalah tirani? Minoritas yang harus dikucilkan? Apa yang membuat mereka berbeda? Apa yang membuat hidup mereka less worthy daripada mereka yang tidak (belum) mengidap HIV/AIDS?
Jika memang kita handak berkontemplasi, apa sebenarnya yang membedakan kita dengan ODHA? Apa yang membedakan ODHA dari kita? Mari kita tengok beberapa renungan di bawah ini:

     1.   Apakah  ODHA akan mati?
YA!
Apakah kita akan mati?
YA!
Apakah mereka akan lebih cepat mati daripada  kita?
.......................................
Apakah kita akan memiliki waktu lebih lama untuk hidup daripada mereka?
………………….

Masih sebuah pertanyaan kan?
Lalu apa yang membedakan kita dengan ODHA?
Bahkan waktu kematian pun bukan patokan.
Hidup dan mati itu rahasia Tuhan.Tidak ada vonis yang dibuat manusia yang bisa memprediksi waktu kematian.

2.  Apakah ODHA mampu berhasil?
YA! Kita dapat melihat bukti dari sekian banyak ODHA yang memiliki motivasi tinggi untuk hidup. Mereka tidak berhenti berkarya, memotivasi, berlomba, berjuang.Bukan hanya untuk hidupnya, tapi utnuk kaumnya.Kelompok ODHA berjuang melawan diskriminasi.  Melawan  ketidak adilan sosial yang membatasi mereka, mengkritisi dan memandang mereka sebelah mata. Mereka sehat, sehat dalam keterbatasannya. Mereka mampu memanfaatkan sehatnya.  Para ODHa yang kehilangan semangatnya saat ini berusaha untuk bangkit. Menghapus penyesalan masa lalu dengan menyongsong masa depan sebaik-baiknya yang mereka bisa.

Boleh jadi semangat mereka lebih besar dari  kita,yang merasa tidak dibatasi,merasa bebas,tapi terperangkap dalam kebebasan yang kita buat sendiri. ODHA berbeda.mereka berhasil bebas dalam keterbatasannya.Mereka punya semangat. Mereka mampu berjuang. Jika  sudah tidak ada yang bisa diperbaiki dari masa lalu,yang bisa diperbaiki adalah masa depan. Itulah mengapa mereka—ODHA, mampu meraih kualitas hidup yang lebih bermakna—tidak kalah dari kira.

Sedangkan kita,ya..beginilah kita.dengan motivasi yang bisa naik turun.dengan keadaan diri yang sudah merasa sempurna.Seolah hidup hanya tinggal  menjalani, tanpa adanya beban. Berhasil tidaknya hidup kita,  bermakna tidaknya hidupkita,tidak ada yang menjamin. Seberapa besar kita akan lebih sukses  daripada mereka yang ODHA? Apakah kita benar-benar lebih superior dan memiliki kesempatan lebih besar dari  mereka? Well, bisa jadi kita memiliki kesempatan lebih besar. Namun terkadang, kita tidak menyadari apa yang ada di depan  mata.

karena dalam hidup bukan soal seberapa lama kita hidup, tapi seberapa baik kita memaknai hidup


2.       3. Apakah ODHA beresiko?
Ya!mereka beresiko.dan mungkin inilah salah satu alasan mengapa mereka dikuclkan. Mereka  berisiko atas apa? Sakit yang ditularkannya? Virus yang bersemayam dalam tubuhnya? Lalu apa?
ODHA—sebisa mungkin  mereka berusaha untuk tidak menularkan virusnya. Apakah anda berfikir ODHA akan balas dendam dengan cara menyebarkan virus mereka sebanyak-banyanya kepada orang lain? Tidak. Penyesalanan hidup mereka karena terjangkit AIDS, lebih besar daripada keinginan mereka untuk menyimpan dendam.  Andai  saja waktu dapat  mereka atur, ODHA akan memilih untuk memutar waktu, menghindar dari segala hal yang membuat mereka terjangkit AIDS—daripada mereka menghentikan waktu dan menyebarkan virus AIDS ke orang lain.

Kita,sebagai pihak yang tidak terkena AIDS yang harus mengayomi mereka,memberikan harapan bahwa  mereka memiliki hak hidup yang sama dengan kita,hak bersosialisasi  yang sama.hak untuk aktualisasi diri yang sama. Karena sejatinya Kita dan ODHA sama-sama beresiko. Kita, beresiko suatu saat terjangkit AIDS.ODHA beresiko suatu saat menyebarkan AIDS, yang perlu kita lakukan adalah mengurangi resiko kita terjangkit AIDS, dan mengurangi resiko  ODHA menularkan AIDS. Dan kita bisa belajar dari ODHA,sebagaimana ODHA belajar dari kita.
karena resiko adalah suatu relativitas atas sebuah kontinuitas sebab-akibat

Lalu kembali lagi ke pertanyaan awal,jika memang begitu lalu apa yang membedakan kita dengan ODHA?
Kualitas hidup bukan jaminan, lamanya hidup tak jadi patokan.

Jika memang tak ada yang membedakan,untuk apa mereka kita kucilkan?

Karena ODHA Hanya sebuah label. Label akan suatu status. Ya,status. HIV/AIDS adalah sebuah status kesehatan. Apakah lebih? Tidak

2 komentar:

leave your trace here. tinggalkan komentar disini ^^
Jika ingin menggunakan emoticon diatas, jangan lupa hurufnya diapit oleh titik dua (:) yah
pilih profil sesuai ID kamu atau pilih name/url, url boleh kosong kok :)